1. Pengertian Investasi
Investasi memegang peranan yang penting dalam suatu perekonomian.
Banyak negara berusaha agar investasi di dalam negeri selalu meningkat
setiap bulan. Berbagai cara dilkukan agar investor menanamkan modal,
antara lain dengan memberikan keamanan yang lebih baik, upah buruh yang
kebih rendah, dan kemudahan peraturan pendirian perusahaan.
Investasi dalam kehidupan sehari-hari diartikan penanaman modal.
Namun, investasi dalam pengertian ekonomi berbeda dengan investasi dalam
kehidupan sehari-hari. Seseorang yang mempunyai uang dan kemudian
membeli saham di pasar modal dengan uangnya tersebut, dalam ekonomi
tidak diartikan sebagai investasi.
Definisi investasi dalam ekonomi adalah penegluaran penanaman modal
atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan
produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang
tersedia dalam perekonomian.
Keputusan mengenai apakah masyarakat produsen akan melakukan
investasi atau tidak pada dasarnya dilakukan dengan cara membandingkan
antara marginal benefit (MB) dan marginal cost (MC) dari proyek tersebut. Marginal benefit sebuah proyek investasi berupa keuntungan yang diramalkan akan diperoleh dari proyek tersebut (expected rate of return (r)), sedangkan marginal cost proyek yang sama merupakan tingkat bunga (interest rate (i))
yang harus dibayar atas dana pinjaman yang diperoleh produsen dari
pihak lain. Produsen akan bersedia melakukan investasi apabila nilai
keuntungan yang diramalkan lebih besar dibanding tingkat bunga pinjaman
yang harus dibayarkan.
- Tingkat Keuntungan yang Diramalkan/ Expected Rate of Return (r)
Pengeluaran investasi didorong olej keinginan memperoleh keuntungan.
Peruasahaan/ produsen akan membeli barang modal hanya apabila mereka
yakin pembelian tersebut menguntungkan.
Contoh:
Seorang pemilik usaha kue akan membeli oven listrik seharga Rp.
5.000.000,-. Ia memperkirakan dengan mesin baru itu akan meningkatkan
output yang diproduksi dan hasil penjualan meningkat. Misalnya produsen
meramalkan pendapatan bersih dari penggunaan oven baru ini ( setelah
dikurangi biaya operasional yang lain) sebesar Rp. 5.500.000,-. Dengan
demikian pendapatan bersih sebesar ini mampu menutup biaya pembelian
mesin baru sebesar Rp. 5.000.000,00 dan masih menyisakan keuntungan
sebesar Rp. 500.000,-. Dengan membandingkan keuntungan yang diramalkan,
akan diperoleh biaya pembelian oven. Dengan demikian kita temukan, bahwa
nilai expected rate of return (r) atas pebelian oven tersebut sebesar:
= 10%
- Tingkat Bunga / Interest Rate (i)
Dari contoh pembelian oven diatas apabila dana yang digunakan untuk
pembelian tersebut diperoleh produsen dengan meminjam kepada bank, maka
pembahasan mengenai biaya bunga menjadi hal yang tidak dapat
terhindarkan. Misalnya apabila kita ambil contoh tingkat bunga pinjaman
bank sebesar 7%, maka biaya bunga yang harus dibayarkan sebesar 7% x
Rp.5.000.000,- = Rp. 350.000,-.
Kita tahu bahwa pembelian oven menghasilkan perkiraan keuntungan
sebesar Rp. 500.000,-, sedangkan biaya bunga yang dibayar produsen
sebesar Rp. 350.000,-. Maka jelaslah bahwa keuntungan yang diramalkan
lebih besar dibandingkan biaya bunga yang harus dibayar produsen. Oleh
karena itu bisa dikatakan proyek investasi pembelin oven listrik ini
dapat dilakukan karena akan menghasilkan keuntungan bagi produsen.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebuah proyek investasi
dapat dilakukan apabila nilai tingkat keuntungan yang diramalkan (r)
> tngkat bunga (i) r > i atau paling tidak nilai tingkat keuntungan yang diramalkan (r) = (i) r = i.
2. Efisiensi Investasi Marginal
Dari jumlah modal yang akan ditanam dan tingkat pengembalian modal
yang diramalkan akan terbentuk suatu kurva yang disebut efisiensi
investasi marginal (MEI/ marginal efficiensi of investment). MEI adalah suatu kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat pengembalian modal dan jumlah modal akan diinvestasikan.
Investasi dapat dibedakan kedalam tiga jenis yaitu sebagai berikut:
a. Investasi Riil
Investasi riil adalah investasi terhadap barang-barang modal, meliputi pembelian mesin-mesin, peralatan atau gedung.
b. Investasi Persediaan
Investasi persediaan adalah investasi dalam bentuk persediaan, baik
bahan baku produksi maupun barang jadi yang digunakan sebagai cadangan
dengan tujuan meningkatkan keuntungan dimasa yang akan datang.
c. Investasi Residental
Investasi residental adalah investasi dalam bentuk tempat tinggal, seperti rumah kantor atau apartemen.
4. Faktor Penentu Tingkat Investasi
a) Penemuan baru (New Invention)
b) Daerah pemasaran baru (New Market Place)
c) Sumber alam baru (New Natural Resources)
d) Pertambahan penduduk (The Level of Resident)
e) Perubahan unsur non-ekonomis (The Change of Non-economic Factors)
5. Investasi dan Pendapatan Nasional
Dalm hubungannya dengan pendapatan nasional, investasi dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
a. Investasi Otonom (Autonomous Investment)
Investasi otonom adalah investasi yang tidak dipengaruhi oleh adanya perubahan dalam pendapatan nasional maupun tingkat bunga.
b. Investasi dorongan/ investasi terpengaruh (Induced Investment)
Investasi
dorongan/ investasi terpengaruh yaitu investasi yang didorong oleh
perubahan adanya pendapatan nasional. Makin tinggi pendapayan nasional,
makin tinggi investasinya.
6. Kurva Permintaan Investasi
Kurva permintaan investasi merupakan kurva tempat kedudukan titik-titik kombinasi jumlah investasi pada berbagai tingkat bunga. Kurva ini memiliki kemiringan negatif, yang artinya apabila suku bunga turun maka jumlah investasi bertambah dan sebaliknya apabila suku bunga naik maka jumlah investasi akan berkurang.
Kurva permintaan investasi merupakan kurva tempat kedudukan titik-titik kombinasi jumlah investasi pada berbagai tingkat bunga. Kurva ini memiliki kemiringan negatif, yang artinya apabila suku bunga turun maka jumlah investasi bertambah dan sebaliknya apabila suku bunga naik maka jumlah investasi akan berkurang.
Fungsi investasi juga bisa dinyatakan dalam hubungan matematis dengan bentuk umum:
Keterangan:
Io = investasi otonom yaitu investasi pada saat suku bunga sama dengan nol (0)
a = MPI = Marginal Propensity to Invest
0 komentar:
Posting Komentar